PuisiKritis. CERMINAN PEMIMPIN INDONESIA. Indonesia. Sebuah Negara di garis khatulistiwa. Yang tak punya pemimpin yang setia. Pada Janjinya untuk membuat negara sejahtera. Banyak pemimpin yang telah mencoba. Tapi mereka tak cukup membuat kita bangga. Karena memimpin dalam hasrat membabi buta.
Puisi Berjudul Pesan Untuk Pemimpin Salam Hangat Dan Hormat Bagi Pengunjung semua. Saya akan membagikan kembali karya sederhan ini untuk anda baca. Selama menikmati puisi dan karya sastra. Pesan Untuk Pemimpin Oleh Halley Kawistoro Aku Membaca dan Mendengar di seberang wilayah terjadi keributan. Aku Membaca dan Mendengar di berita televisi ada kerusuhan. Semua orang mulai kasar, berteriak-teriak, dan mencaci maki. Semua orang mulai pintar, menunjukkan gigi, dan memalsukan janji. Semua orang bingung mencari solusi. Karena telah kehilangan pemimpin. Anak kehilangan nasehat. Murid melupakan gurunya yang sering hilang. Pasangan kehilangan selera untuk berbagi cerita. Sahabat tidak saling percaya karena berbeda isi kepala. Masyarakat telah kehilangan pemimpin. Pemimpin yang bisa memberi makan untuk kehidupan. Pemimpin yang membela kelompok kecil dan lemah. Pemimpin yang tahu kebenaran dan keadilan. Pemimpin yang mau berjuang bukan karena uang. Sebenarnya, Pemimpin itu ada di sekitar kita. Masyarakat telah menemukan pemimpin. Pemimpin yang sibuk bersolek dengan retorika belaka Pemimpin yang hanya memberi makan peliharaannya Pemimpin yang mengubur pemikiran orang yang pemikirannya berbeda Pemimpin yang tidak becermin siapa dia sebenarnya Pemimpin itu ada di sekitar kita. Masyarakat Tidak pernah tahu arti pemimpin Banyak bicara karena urusan perut Menjadi pemarah ditekan keadaan yang susah Banyak tingkah karena pembangunan yang tidak merata Menjadi lawan nyata karena bukan siapa-siapa. Masyarakat Telah Tahu arti pemimpin Banyak bicara masuk ke penjara Menjadi pemarah bisa hilang dan punah Banyak tingkah tidak akan mendapat jatah Menjadi lawan nyata hanya pura-pura. Saya hanya orang biasa, yang sedikit membaca dan ingin bercerita melalui pesan. Pesan yang kutulis melalui kata-kata. Tidak perlu meluka anda, Tidak perlu menjatuhkan anda, Tidak perlu mengarahkan senjata, dan Tidak perlu saling mengenal dan tahu. Akan Kuberi tahu sesuatu. Saya juga pemimpin, Saya juga pemimpin, Saya juga pemimpin Saya Seorang Pria, Saya Seorang Suami, Saya Kepala keluarga. Sambil Menunjuk dan Berkata, Ini Pesan Sederhana Untuk anda. “08-04-2018” Puisi yang tertulis dari keadaan. Pesan Untuk Pemimpin Oleh Halley Kawistoro Pesan Puisi Sebuah puisi memiliki banyak sekali makna. Makna yang diambil juga berdasarkan pemahaman masing-masing pembacanya. Menjadikan puisi sebagai literasi bisa bermanfaat untuk melatih kemampuan berpikir dalam memahami kata-kata. Sejatinya, makna yang sama dibentuk dari keadaan yang sama. Sebaliknya, Makna yang berbeda dibentuk dari Perbedaan. Keadaan yang akhir-akhir ini terjadi adalah buah dari tidak ditemukannya Subjek yang ingin sesuai dan memahami keadaan di rakyat kebanyakan. Keadaan rakyat sejatinya hanya ingin bisa memenuhi kebutuhan dasar dan sandang pangan. Setelah itu, meningkatkan kualitas kehidupan dengan pendidikan yang tinggi. Puisi ini hanya sebuah pesan pribadi untuk diri sendiri. Pembaca yang cerdas juga akan mengerti bahwa kita adalah seorang pemimpin dari jiwa-jiwa yang tidak ingin diikat keadaan. Selamat Memahami, salam sastra Indonesia. Hormat Saya, Penulis
1 Tak Gentar Berjuang Untukmu para pejuang Indonesia Berbekal bambu runcing Berbaris jajaran terdepan Berteriak maju melawan penjajah Peluh keringat bercucuran darah jua Kau hiraukan demi kemerdekaan bangsa Tak gentar semua pengorbananmu Kini Indonesia telah merdeka Bagaimana anak bangsa seperti kami membalas perjuanganmu Sunday, March 27, 2016 Puisi suksesi kepemimpinan. Pengertian Kepemimpinan ialah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Tentang kepemimpinan inilah yang diceritakan puisi kepemimpinan yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak untuk kesempatan kali ini Dan cara alamiah menelah kepemimpinan adalah dengan melakukannya dalam kerja dengan praktik seperti pemagangan pada seseorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hal ini seorang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran atau instruksi mungkin begitulan tentang kepemimpinan seperti cerita puisi tentang kepemimpinan dibawah ini Puisi Tentang Kepemimpinan Bagaimana kata kata puisi kepemimpinan yang dipublikasikan ini, untuk lebih jelasnya yuk kita simak saja berikut ini, agar mengerti arti dan makna di balik rangkaian bait bait puisinya. PUISI SUKSESI KEPEMIMPINANDR. Abdullah Fathoni, Berebut untuk menjadi pemimpin meski tidak mampu memimpin dan tidak ada ilmu menjadi pemimpin yang penting tenar menjadi pemimpin pada mulutnya sendiri tidak mampu dipimpin akan dibawa kemana negeri ini? akan dijadikan apa negeri ini? akan diopinikan apa negeri ini? perlombaan tiada akhir membalik yang sudah terukir seakan hidup tak berakhir kebenaran menjadi terjungkir dan pribumi menjadi telat mikir terkuras habis uang bankir sampai tiba waktu mentari lingsir karna di sana ada senyum selir atau sabda alang - alang kumitir ini nyata bukan saling sindir mengapa mereka mangkir ? yang benar menjadi tersingkir laksana kerja para gangsir biarkan berhembus angin sumilir yang membawa aroma anyir karna kebohongan dikipas ilir seperti hangus terbakar gubahan syair dan deras air sungai mengalir dari hulu menuju ilir lihatlah...mereka akan disambar betir karna ucapannya membawa derita getir tak peduli pada garis takdir inilah musibah tiada akhir tetapi komunitas tidak sadar berfikir bahwa ini opini para montir yang bekerja untuk saling menyindir oh...Tuhan selamatkan negeri ini dari kejahatan dari mereka yang kesetanan agar generasi kedepan menjadi mapan dan tidak ada lagi luka diatas luka karna semua sudah terbuka nyata sesuai fakta tidak ada rekayasa data kabulkan doa ini Tuhan alam semesta. Demikianlah puisi suksesi kepemimpianan. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya, Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung. Rakyatmubegitu pilu Melihat dirimu seolah terserang flu Apakah ini ulah pemimpinmu Yang begitu kaku dan bernafsu Selalu lupa janji-janji saat pemilu Indonesiaku, malang benar nasibmu Kau ini Negara beradab Tapi para pemimpinnya seakan biadab Berkedok berjiwa penolong Namun sejatinya adalah penodong Indonesiaku.. Rakyatmu setia menunggu Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. SAJAK-SAJAK UNTUK PEMIMPINPEMIMPIN 1 Pemimpin, pilihlah yang amanah Bukan yang serakahKendali emosinya selalu diasahDan tidak suka berkeluh kesahPemimpin, bukan yang ambisi Bukan yang sikut sana-siniMemiliki nuraniDan mulia budi pekerti 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Lihat Puisi Selengkapnya
Puisitentang pendidikan PENOLONG DALAM KEGELAPAN (GURU) Oleh Muhammad Hafiz Nur Sosok yang tanpa mengenal lelah . Aku akan jadi pemimpin negara besar Aku akan jadi pemersatu negeri, bersinar Sayang, aku hanya berandai-andai Sementara aku tetap malas belajar Tak mau buka buku agar pintar
Ada beragam cara yang dapat dilakukan untuk membakar semangkat bela negara, salah satunya adalah melalui puisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik, dan bait. Keindahan puisi yang ditulis dengan sepenuh hati mampu membuat pembaca larut dalam maknanya. Puisi dengan tema bela negara biasanya mengandung unsur nasionalisme dan cinta tanah air. Ragam Puisi Bela Negara Puisi bela negara bertujuan untuk membangkitkan semangat para pembaca agar tetap mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Berikut contoh puisi bela negara, yang dikutp dari buku Antalogi Puisi Kemerdekaan 2021 oleh Komunitas Muda Bersejarah. 1. Bela Negara Oleh Dilla Hardina Agustiani Kobar semangat terus membara Menyulut asa tuk bela negara Berkorban jiwa serta raga Usir penjajah dari tanah air kita Ratusan nyawa pahlawan telah melayang Mereka dengan gagah berani berperang Menebas ketidakadilan walau penuh rintang Agar tak ada lagi rakyat yang terkekang 17 Agustus kita telah merdeka Perjuangan para pahlawan tak sia-sia Terluka parah bahkan hilang nyawa pun rela Demi melihat generasinya hidup damai sentosa 2. Di Bawah Kibaran Merah Putih Aku Tersimpuh Oleh M. Taufiq Di bawah kibaran merah putih bayangnya berdansa dengan pasir yang kupijak menekuk, meliuk, menggelora Aku tersimpuh di bawah naungan merah putih yang enggan turun, enggan layu setelah lama badai menghujamnya Mencari pijakan, aku harus bangkit menepis debu yang menggelayutiku menebalkan lagi tapak kakiku ini waktuku berdiri! Tak lagi aku lengah, takkan ini tanah bukan tanah tanpa darah ia terhampar bukan tanpa tangis terserak cecer tiap partikel mesiu di sana Jika pada patahan waktu yang lalu aku bersembunyi, berkarung pada lipatan detik ini, aku bukanlah kemarin aku adalah detik ini, aku akan menjadi esok Aku terhuyung memegang erat tiang merah putih aku memanjat asa, memupuk tekad Indonesia, pegang genggam beraniku! 3. Apa Kata Bung Hatta Oleh Hati Nurahayu Banyak kata untuk negeri Terjujur dari jiwa yang murni Indonesia ada selalu di hati Terucap pesan yang terpatri Persatuan satu harus miliki Jangan pudar karena dari para pembenci Memecah belah negeri Karena ingin kita dikuliti Jatuh bangunnya negeri Ingatlah selalu tertanam di diri Bersatu padu selalu ada di jiwa kami Penjajah pemecah belah takut kekuatan ini 4. Tanyaku Sederhana Oleh Muhammad Sifak Almurtadho Aku adalah seribu tahun lalu Mencoba melawan semua kalah dan luka untuk kubawa pergi Merenggut semua kalimat asa untuk merdeka Angkasa surya menopang semua deru ombak derita Ringkus habis semuanya! Tanpa ada orang yang tersisa Semua tulisan-tulisan dari penyair terkenal ini Adalah bukti nyata Kalau dulu negara ini menelan jutaan jiwa Sampai merdeka! Saat ini, negara ini dijajah mati oleh pribumi sendiri Bukannya benar pertanyaanku? Sudahi semua pertikaian ini, atau merdeka dua kali? Ringkus peristiwa! Kita merdeka karena kita berbeda! 5. Terbanglah Indonesia Oleh Rayhandi Terbanglah Indonesia Terbang ke langit bebas Gapai bintang hingga jauh melambung Tunjukkan pada dunia merah putihmu Terbanglah Indonesia Takkan ada yang bisa mengikatmu Juga mengurungmu Kita bukan jangkrik di dalam kotak Kita bebas merdeka Terbanglah indonesia Terbanglah kemana kau ingin terbang Lihatlah kemana kau ingin lihat Cintailah apa yang kau ingini Kebebasan bersandar di raga kita Karena kita merdeka Terbanglah Indonesia Dunia harus tahu Indonesia bangsa yang hebat Bangsa yang menghargai perdamaian Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita di renggut Takkan kita biarkan hak kita di injak-injak Terbanglah Indonesia Di ujung samudera kedamaian kita memuncak Berdiri di atas gunung Kita jaga laut kita-kita jaga bumi kita Takkan kita biarkan Indonesia hancur kembali Karena Indonesia sudah merdeka di tahun empat lima 6. Prajurit Jaga Malam Oleh Chairil Anwar. Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu? Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini Aku suka pada mereka yang berani hidup Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu… Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu! 7. Zamrud Khatulistiwa Oleh Nurul Lathifah. Dimulai dengan langkah satu pasti Terucap sejuta ikrar dan janji Dari kami putera puteri bangsa Bersatu lebur dalam Bhineka Tunggal Ika Menjunjung tinggi moral, undang-undang, dan Pancasila Zamrud Khatulistiwa, itulah namamu Kau ciptakan satu tumpuan jejak para pahlawan Kau agunkan satu kemerdekaan dan perdamaian Di bawah naungan sang merah putih Kibarkan kearifanmu wahai zamrud khatulistiwa Menyongsong masa depan dengan warna merahmu Tentramkan naluri dunia dengan warna putihmu Dalam singgasana langit Dan perdamaian bumi pertiwi Terpangku sejuta napas terakhir Sebagai pesan para pahlawan "Tetaplah setia kepada Indonesia" Abadikan cintanya dalam ruang gelap gulita Demi misi satu Indonesia merdeka Tercipta dalam lingkup realita Bahwa sang merah putih, telah kembali bangkit bahwa sang zamrud khatulistiwa Masih menjadi paru-paru dunia Rekam senyum anak Indonesia harumkan nama bangsa di mata dunia Tunjukkan kepada dunia Bahwa zamrud khatulistiwa, bukan sekadar nama! 8. Pemuda Pahlawan Oleh Riky Fernandes. Gelagat keharuan tercium bagai bangkai kecoa yang mulai hancur. Waktumu tidak banyak di atas fana. Rapatkan jari-jemarimu agar sampai menuju menara Bulatkan tekadmu untuk melawan arus kebencian setiap manusia-manusia itu. Kukuhkan dua kakimu sampai ke kepala. Tarik tali pelontar kain merah putihmu. Usah kau sujud di atas tanah itu. Tancapkan saja tiang semangatmu setinggi mungkin. Senyummu kian memanis dengan topi jerami berwarna gelap. Dan saat itulah kau akan tahu betapa sulitnya hidup. Dengan hias keringat tanpa peduli hari telah mencapai senja. 9. Harapan Remaja Indonesia Oleh Mentista Kusumawati. Tiga setengah abad kita dijajah Dirundung kegelisahan dan ketakutan Saat itu jangankan untuk sekolah Bergerak pun kita tak mampu Kini saatnya… bangkit Tuk melanjutkan segala kemerdekaan yang pernah terukir dulu Dengan menggali potensi dan budaya Di dalam negeri ini yang masih terpendam Demi tanah air kami Demi Indonesia kami Mestinya mata kami semakin lelah Usia kami habis dimakan waktu Demi negeri kami Kami rela mati untuknya Demi bunda tercinta Kan kami junjung nama harum Di mana pun kami menginjakkan Kaki di muka bumi ini Dan selama itu jantung kami Putra, Putri bangsa masih berdetak Darah dalam diri kami masih mengalir Kami kan tetap sekuat tenaga Hingga tetes darah penghabisan 10. Kembalikan Indonesia Oleh Ghita Novita Sari. Detik ini Tak pernah melepaskan syair-syair Indonesia Dari para sang pemuja Konon, kala Indonesia memancarkan eksotisme Sudah tak asing keramahan dan kesantunan tapi tengoklah saat ini emosi sangat cepat mengebom Hei… jemari mereka mengusir paru-paru kami habis membotak Maafkan kami alam… Kau selalu tersakiti Burung-burung menawan, terjamah pelor dari bedilnya Ikan-ikan mempesona, tergenangi air racun jingga Pohon-pohon ramah, merata ke bumi. Kami anak cucu Indonesia Akan membangun raksasa yang terlelap Menjaga kesatuan sanak-sanak kami Menjamin para koruptor membangkai di rumahnya Menjulangkan pepohonan kembali Kelak…. Bapak… Tuntun kami ke ujung tiang tertinggi Bersama… Pulangkan Indonesia yang lalu Sejajarkan Indonesia seperti mereka Apakah milikku? Yang tergenggam hanya petuah kecil Indonesia para penyair Dan setumpuk rahmat sang pelukis Indonesiaku.
KBRN Glasgow: Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) yang diselenggarakan di Roma, Italia, telah berakhir dan menghasilkan teks deklarasi dari para pemimpin negara. Teks deklarasi tersebut, berisi tentang isu global yang menggambarkan perekonomian dunia termasuk tindakan bersama yang
Oleh Noura Fadhila ~ Politisi MudaAda Yang HilangAda yang hilang tapi bukan cinta; Ada yang hilang namun bukan rasa; Atmosfir mencekam pada yang tak sejalan; Nyawa pun lagi kau cari; Karena tak kan berjumpa; Keadilan hilang jejak; Teroksidasi dalam ruang tertinggal tak lebih dari sekedar kata; Tak lagi berdefinisi; Kau beri makna sesukamu; Aku ikut saja mau mu karena kuasa milikmu... Air mata ku tumpah malam tadi; Saksikan pribadi kau paksa bersalah; Koruptor bukan, ter*rispun bukan; Hanya lelaki tua dengan follower real dalam jumlah tak terbilang...Aku satu dari sekian lainnya; Mengkritisnya tanpa henti; Namun saksikan ketidakadilan berlaku atasnya; Nalarku tak bisa ku paksa bungkam...Tau kah kau bagian paling menyakitkan dari semua ini; Saat kalian paksakan logika kalian pada kami; Mohon hentikan melecehkan kemampuan bangsa ini mengunakan nalarnya; Buatlah analisis hingga hipotesis sesuai versimu dan hari ini kuasa masih milik mu; Namun jangan lupakan 6 nyawa anak manusia; Menunggu keadilan; Jika kini keadilan tengah hilang jejak; Nanti kan ada waktunya bertemu...Jika tak di dunia; Mahkamah Tuhan pasti kan hadirkan; Hati ku patah pada negara; Karena biarkan keadilan hilang jejak; Aku bahkan tak lagi berani berani menuliskan isi pikiranku dengan diksi telanjang dalam tulisan panjang bersama analisis tajam agar tak hilang hipotesis akhir ku kelompok muslim hanya menang dalam jumlah-hanya berguna saat pemilu.... Namun tak miliki posisi tawar apapun sesudahnya.... Tak ada pilihan kalian paksa kami buat pilihan....Baca juga puisi pendek tentang persahabatan dan harapanRamadanku Datang Lebih AwalTahun belum juga berganti; Namun, ramadaan kali datang lebih awal; Puasa sekian hari tanpa henti; Ramadan kali ini sepertinya lama akan tinggal...Jadilah rakyat sebentar saja; Agar tau rasanya ramadan datang lebih awal; Lapar dan dahaga hanya tuntas bersama senja; Lapar itu nyata kawan!!! bukan gombal...Beras sekantong yang tak perna cukup dimakan sebulan; Mie 3, 4 bungkus bersama sarden 2 kaleng; Bekal rakyat hidup sebulan; Sejahterah hanya bualan!! janji hidung belang;Hanya setia pada kawan sejawat; Pada sesama pemilik kuasa; Rakyat sekarat; Kalian masih bicara kuasa; Ajal di depan mata... Covid mewabah!! Gizi kami tak ada; Negara kamu dimana! Kami rakyat menderita; Kami anak kandungmu! Ramadan datang lebih awal; Mungkin kan tinggal menahun... Sikuat kan hidup kekal; Si lemah kan segerah punah tak sampai hitungan tahun; Ini kisah pilu bangsaku; Bukan penggalan dongeng;Tak lagi bisa ku ajak berdamai... nalar dan mataku; Hanya Air mata dalam puisi cara ku bertutur Damai dan jayalah bangsa dan negara ku; Sejahteralah seluruh rakyatnya; Semoga kasih sayang dan perlindungan Allah selalu ada untuk kita semua...Sajak Perlawanan Saat cintaku pada negara; Kau balas water cannon dan gas air mata; Kemana lagi harapan rakyat akan bermuara; Kerena janjimu isinya hanyalah dusta...Kuasa merampas kewarasanmu; Kuasa melumat habis sisa kemanusian mu; Kau tak lagi kenal dirimu; Cinta hilang jejak dalam nalar mu...Negara dan bangsa tak perna menuntut lebih; Namun jiwanmu tak kenal kata puas; Kau minta kami rakyat bersabar hingga letih; Janjimu sejahtera!!! namun pemuda kau hadapi dengan beringas...Mereka anak-anak bangs; Seburuk itukah cinta kami hingga water cannon dan gas air mata balasannya?? Coba tunjukan cinta milikmu pada bangsa dan negara; Yang berbalas gaji ratusan juta, rumah dinas hingga kekuasaan...Jika cinta kami sepenuh hati pada bangsa dan negara; Alasan kalian perlakukan kami layaknya kriminal; Lantas masih pantaskah kalian menyebut diri kalian pemimpin-pemimpin negara...Karena cinta mu berpamrih; Cinta tak lagi kau kenal; Kau dengar suara rakyat; Kau lihat derita rakyat; Namun kau paksakan omnibis law dan cipta kerja sah sebagai undang-undang... Kalian ingin kami semua bungkam! Alasan nalar kewarasan kami berang; Mengapa pasal merugikan rakyat kau akomodir; Sementara suara rakyat kau abaikan; Dewan Perwakilan Rakyatkah atau Dewan P*ngh* keputusan!!! Ekpresi cinta pada bangsa dan negara... Hanya itu yang mampu kusaksikan; Dalam Gelombang perlawanan pada Omnibus Law dan Cipta kerja; Entah dalam pandanganmu, entah dalam adalah seni; Seni berteriak dalam diam; Hening terlihat sepi; Namun gaduh dalam pemikiran...Jangan kau pikir saat hening; Segala kan baik-baik saja; Khawatirlah saat hening kian merayap; Bergrilya dalam diam; Hening bermuara pada hadir ketika salah tak lagi terbilang; Suara-suara tak lagi di dengarkan; Kau hanya asyik masyuk bersama pertanda alam; Jika kau mau renungkan; Cara Tuhan memintamu kembali ke kesadaran; Namun pilihan selalu ada pada mu...Penamu tuliskan cerita lanjutan; Lainnya menyesuaikan pada alurmu; Yang kau tulis kan jadi sejarah; Dongeng indahkah atau kegaduhan baru...Hening bertutur jujur; Berkisah tentang amarah; Diam jadi pilihan; Sebelum suara-suara lantang hadir kembali;Penamu tak perna lebih kuat; Tuhan telah tuliskan di Lauhil Mahfuz; Siapa kan jadi apa...Jangan kau paksa hening terus tinggal; Hening tak berarti diam; Hening membungkus kobaran amarah; Hening kan jadi dendam politik baru...Tersublimasi sementara dalam pikiran publik; Khawatirlah pada yang tak terkatakan; Benihnya tumbuh subur dalam pikiran...
6 Mimpi Menjadi Presiden. 7. Aku Ingin Menjadi Pilot. 8. Aku Mau Jadi Dewasa. Setiap orang pasti memiliki cita-cita dan cita-cita tersebut berbeda-beda. Ada yang ingin menjadi pilot, ada yang ingin menjadi tentara, ada yang ingin menjadi guru dan sebagainya. Semua itu tergantung masing-masing.
WAHAI, PEMIMPIN BANGSAKU Wahai, Pemimpin bangsaku Tanpa keadilan Perdamaian tidak akan tercipta Tanpa perdamaian Kita tidak akan bisa membangun negara Rakyat bukan perahu di atas gelombang Yang terus-menerus terombang-ambing Di tengah ancaman badai dan topan Kehidupan. Karenanya Rakyat harus diajak bahu-membahu; Membangun dunia yang adil Membangun dunia yang lebih maju Membangun dunia yang lebih sejahtera Sejarah telah mencatat Melalui semangat persatuan dan kesatuan Yang didorong oleh Perasaan senasib sepenanggungan Bangsa Indonesia telah berjuang Dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaannya Sehingga menjadi bangsa yang berdaulat Para kusuma bangsa Telah memberi arah yang tepat Bagi bangsa Indonesia Dalam pergaulan dunia Tentang bagaimana memperkuat kepribadian Tentang bagaimana mempertebal harga diri Menuju masyarakat yang maju Menuju masyarakat yang mandiri Menuju masyarakat yang sejahtera Wahai, Pemimpin bangsaku, Marilah kita segarkan kembali Pada ingatan akan sifat-sifat patriotisme Pada ingatan akan sifat-sifat gotong royong Pada ingatan akan sifat-sifat nasionalisme Para kusuma bangsa Telah mengingatkan, bahwa Pertengkaran yang berkepanjangan Saling hujat yang mengundang cacat Hanya akan Membuat bangsa tidak bisa membangun Tonggak dari bangkitnya rasa kebangsaan Adalah untuk bisa duduk sama rendah Adalah untuk bisa berdiri sama tinggi Dengan bangsa-bangsa di dunia Wahai, Pemimpin bangsaku Tanpa kemerdekaan Rakyat akan takut membangun harapan Tanpa harapan Dunia yang fana akan hampa merana *Jose Rizal Manua, lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 September 1954. Penyair dan dramawan yang sekaligus pendiri teater anak-anak, Teater Tanah Air 1988, yang meraih juara pertama pada Festival Teater Anak-anak Dunia ke-9 di Lingen, Jerman, tanggal 14-22 Juli 2006. Tahun 1975 mendirikan Teater Adinda bersama Yos Marutha Effendi dan tahun 1986 mendirikan Bengkel Deklamasi Jakarta. Selain itu ia juga adalah seorang pemeran dan pengisi suara dalam beberapa film seperti Oeroeg 1993, Kala 2007, Fiksi 2008, Asmara Dua Diana 2009, dan Meraih Mimpi 2009. Penghargaan lain yang pernah diraih yaitu bersama Teater Tanah Air TTA meraih The Best Performance dan meraih medali emas di The Asia Pacific Festival of Children Theatre 2004, yang diadakan di Toyama, Jepang. __________________________________ Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi berdonasi* karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email [email protected] atau [email protected]. Kalaukankita sadarkan nyawa. Pantun-pantun di atas menegaskan pedoman utama kepemimpinan Melayu adalah ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pesuruh Allah. Dengan kata lain, nilai-nilai Islam harus menjadi rujukan utama kepemimpinan Melayu agar pemimpin beroleh rahmat dan hidayah.
Puisi kritik buat pejabat Negara. Pejabat negara yang mengerti arti berdemokrasi adalah dia yang bersedia dikritik serta menerima kritikan dari kritik yang dilancarkan kepada pejabat negara atau pemerintah merupakan bagian dari komunikasi antara pejabat dengan ini dikarenakan supaya para pejabat serta pemerintahan mengevoluasi kinerja yang dirasa masyarakat atau rakyat belum berjalan pada koridor yang patut juga digaris bawahi, bahwa, biasanya kritikan terhadap pemerintah dan pejabat negera yang biasa kita lihat ada dua kritikan yang bersifat positif, dalam hal ini yang kritik yang mengawasi dan mengevoluasi jalannya roda pemerintahan yang bertujuan agar dapat berjalan lebih baik dari yang bersifat negatif adalah kritikan yang mencari-cari kesalahan tanpa memberikan solusi dengan niat merupakan salah satu cara keturutsertaan warga negara mengawasi serta berpartisipasi mengawasi pejabat negara dan mengukur sampai di mana program dan kebijakannya ampuh dan benar-benar berguna bagi masyarakat dan waraga sekilas tentang kritik dan kritikan sebagai tema puisi kritikan yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak di kesempantan ini, dengan tema puisi kritik buat pejabat apa itu pejabat, pejabat adalah pegawai pemerintah yang memegang jabatan penting atau petugas pada suatu instansi yang menangani urusan adapaun masing masing judul puisi kritik buat pejabat negara yang diterbitkan diantaranyaPuisi melawan para penikamPuisi luka Kota tuaPuisi tanya-tanya konsestanTiga koleksi puisi kritik atau puisi kritikan, yang dapat menjadi contoh puisi atau referensi untuk menulis puisi tentang Puisi Kritik Buat Pejabat NegaraPuisi kritikan yang dipublikasikan puisi dan kata bijak ini merupakan puisi yang ditulis oleh seorang pemuisi bernama Ys Sunaryo. yang tentunya kata kata dalam baitnya merupakan kata kata kritikan puisi dan maknanya dari tiga puisi kritik tersebut, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut KOTA TUAKarya YS SunaryoKotaku karamDiterjang keserakahanMelumpur penderitaanHitam, tenggelamKau mengkalkulator kebahagiaanDi sabda kekuasaanLupa menghitung tangisanDi jutaan mata yang dipejamkanKini kau hendak pergiDi pesta paling judiKota hujan badaiKau pandai melambai-lambaiCiamis, 21 Maret 2018MELAWAN PARA PENIKAMKarya YS SunaryoPara penikam berkeliaranMatikan jalan kehidupanKorban bergelimpanganTak ada tempat pemakamanMereka disembilu ketidakadilanDianaktiri keberpihakanMenggelantung di takhta keserakahanPada kuasa uang dan gelap jabatanO, kerumunan orang-orang lukaBerjibun di gigil hujan deritaBanjir bersekutu dengan deras air mataDuka kemiskinan dan bencana tiada redaAgar semua tak lagi adaMestikah hadirkan kembali wajah-wajah purbaTanpa hadir gagah negaraDi utuh hutan dan sawah, mereka berdiri sendiri, di kaki sahaja bahagiaTanpa rupa-rupa ketakutanMelawan mesin-mesin kemodernanTanpa jenis-jenis pemberdayaanHemat biaya perubahan-perubahanBandung, 12 Maret 2018TANYA-TANYA KONTESTANKarya YS SunaryoApakah kalian masih kontestan yang segalanya dulu itu?Berlantang-lantang tentang hendak membentangkan keadilanDi para buruh yang terusir di lahan kampung halamanPada tanah subur namun hilang hak penguasaanDan gunung-gunung yang telah dirobohkanKami kembali dibariskanDalam kepastian bilangan kemenanganSambil katamu silahkan dituliskanRupa-rupa air mata penderitaanKatamu pula, janganlah lupaTentang nomor di atas kepalaDan satu saja warna benderaPasti berkibar-kibar di angkasaKelak bendera kembali menyapaDalam warna dan gaya serupaDi lain selera dan harga gincuBerbedak tebal tanya penuh raguApakah kalian masih kontestan yang segalanya dulu itu?Bandung, 10 Maret 2018Demikianlah puisi kritik buat pejabat negara. Simak/baca juga puisi-puisi kritik yang lain di blog ini, semoga puisi tentang kritik diatas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa pada tema puisi indah dan menarik selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
tC1P.
  • uisd8gu0uz.pages.dev/263
  • uisd8gu0uz.pages.dev/299
  • uisd8gu0uz.pages.dev/61
  • uisd8gu0uz.pages.dev/206
  • uisd8gu0uz.pages.dev/147
  • uisd8gu0uz.pages.dev/199
  • uisd8gu0uz.pages.dev/69
  • uisd8gu0uz.pages.dev/186
  • uisd8gu0uz.pages.dev/369
  • puisi tentang pemimpin negara